Penyebab Perang Aceh (1873-1904)

Sebab-Sebab Perang

1)     Munculnya Traktat Sumatera, tanggal 2 November 1871, yaitu perjanjian antara Inggris-Belanda, yang mengizinkan Belanda memperluas kekuasaannya di Sumatera, termasuk di Aceh.

2)    Pada tanggal 22 Maret 1873, Belanda mengirim ultimatum, yang isinya Aceh harus mengakui kedaulatan Belanda di Aceh. Tetapi ultimatum itu ditolak Kerajaan Aceh.

Jalannya Perang

Pada tahun  1873, Belanda mengirim pasukan yang dipimpin  oleh Jenderal J.H.R.  Kohler, ke Aceh. Belanda berhasil  menduduki Masjid Raya Baiturrahman, pusat pertahanan  laskar Aceh. Pada saat itu Jenderal Kohler tewas tertembak laskar Aceh. Setelah jatuhnya Masjid Raya,  pusat pertahanan Aceh dipindahkan   ke Kutaraja.  Serangan Belanda pun diarahkan ke tempat ini.

Pada  akhir tahun  1873,  pasukan  Belanda dipimpin   Letnan Jenderal  J.van  Swieten  berhasil merebut istana Kutaraja.  Tetapi semangat rakyat Aceh tetap terus menggelora. Para uleebalang, ulama, kepala adat, dan rakyat terus menyusun kekuatan serta meningkatkan serangan secara gerilya.  Para tokoh yang berperang, antara lain Pangilma Polim, Teuku Imam Leungbata, Teuku Ibrahim, dan Teuku Cik Ditiro.

Sekembalinya tokoh Aceh dari Turki, yaitu Habib Abdul Rahman, pada tahun 1879, semangat perang bertambah kuat Beliau bersama Teuku  Cik  Ditiro bersiasat  perang  dengan   pengacauan di pos-pos musuh agar dikosongkan sehingga mudah dirusak. Laskar Aceh yang dipimpin  tokoh yang sangat disegani oleh  Belanda, yaitu Teuku Cik Ditiro, Teuku  Umar, dan Cut Nya’ Dien, juga  melakukan  blokade makanan dari kuar sehingga menyulitkan   posisi  Belanda.  Secara keseluruhan pasukan Belanda menjadi kacau balau.


Related Posts