Tokoh Belanda yang mengecam sistem tanam paksa

Tanam paksa yang sangat berhasil ini ternyata mendapatkan kritikan dari orang-orang belanda sendiri. Tokoh-tokoh Belanda yang mengecam palaksanaan sistem tanam paksa yaitu Baron van Hoevel dan Douwes Dekker.

Baron van Hoevel

Baron van Hoevel adalah seorang misionaris yang pernah tinggal di indonesia sekitar tahun 1874. Dalam perjalanannya mengelilingi jawa, madura, dan bali, ia meliahat penderitaan rakyat akibat pelaksanaan tanam paksa. Di parlemen Belanda ia memprotes bahwa tanam paksa merupakan tindakan tidak manusiawi.

Eduard Douwes Dakker

Eduard Douwes Dakker adalah mantan asisten residen di Lebak, Banten. Ia memprotes pelaksanaan tanam paksa melalui tulisannya yang berjudul Max Havelaar. Tulisan tersebut mengisahkan penderitaan Saijah dan Adinda akibat tanam paksa di Lebak, Banten. Di dalam tulisannya, dia menggunakan nama samaran Multatuli yang artinya “saya sangat menderita”

Kecaman dan kritikan terhadap tanam paksa membuat program ini dihapuskan. Pada tahun 1870 hampir seluruh jenis tanaman dihapuskan, dengan demikian pelaksanaan sistem tanam paksa berlangsung selama 40 tahun (1830-1870).


Related Posts