Contoh Teori Deprivasi Relatif

Teori ini berusaha menjelaskan bahwa perilaku agresif kelompok dilakukan oleh kelompok kecil maupun kelompok besar. Dalam sebuah bukunya, Gury menjelaskan bahwa negara yang mengalami pertumbuhan yang terlalu cepat mengakibatkan rakyatnya harus menghadapi perkembangan perekonomian masyarakat yang jauh lebih maju daripada perkembangan ekonomi dirinya sendiri.

Rakyat melihat berbagai iklan yang menawarkan barang-barang konsumsi sehingga dengan cepat meningkatkan harapan rakyat. Di lain pihak, harapan itu jarang terpenuhi dan makin tidak mungkin terpenuhi karena pertambahan daya beli rakyat tidak secepat penawaran barang-barang melalui iklan-iklan tersebut. Terjadilah deprivasi relatif yang dapat menjadi awal terjadinya pergolakan sosial, hura-hura, atau bahkan revolusi.

Contoh nyata dari deprivasi relatif ini terdapat pada kasus suku Amungme dan Kamoro di Timika Timur, Papua. Suku-suku yang masih sangat sederhana ini tiba-tiba harus berhadapan dengan pembangunan yang sejalan dengan usaha pertambangan tembaga modern yang dilakukan oleh perusahaan asing, PT. Freeport.

Adanya usaha penambangan ini menyebabkan kedatangan orang-orang asing, baik dari luar negeri maupun orang Indonesia dari luar wilayah Papua, dengan pola kehidupan yang jauh lebih maju atau canggih dalam berbagai bidang daripada penduduk asli yang ada.

Melihat segala kemajuan dan kecanggihan para pendatang, penduduk lokal merasa sangat tertinggal sehingga sering melakukan perlawanan terhadap para pendatang dan aparat keamanan, bahkan kadang kala meletus menjadi kekerasan bersenjata. Meskipun pemerintah telah melakukan pembangunan yang diperuntukkan bagi penduduk lokal itu sendiri, tetapi hal tersebut masih dirasakan kurang cukup.


Related Posts