Bagaimana proses terjadinya fagositosis

Partikel-partikel yang dikenal sebagai “dikonsumsi” mengikat reseptor (khusus) yang mengenalinya di permukaan sel. Reseptor ini terutama mengenali residu N-acetylglucosamide, mannose, serta banyak protein lain, yang memicu penyebaran pseudopodia yang mengelilingi dan menelan partikel.

Pergerakan pseudopoda ini terutama ditentukan oleh aksi filamen aktin dan miosin pada permukaan sel.

Setelah ditangkap di membran sel mereka memasuki sitosol dalam bentuk vesikel besar yang disebut fagosom. Ini akan mengikat lisosom (organel sel yang mengandung berbagai macam enzim pencernaan) untuk membentuk vakuola untuk pemrosesan, gangguan, dan degradasi bahan yang disebut fagolisosom.

Fagolisosom bisa sangat besar dan heterogen karena ukuran dan bentuknya ditentukan oleh jumlah bahan yang sedang dicerna.

Dalam vakuola pencernaan ini, aktivitas enzimatik menghasilkan sejumlah besar produk penting yang akan tersedia untuk digunakan sebagai sumber energi oleh sel.

Dalam persiapan untuk fagositosis, sebagian dari permukaan yang menghadap ke dalam dari membran plasma menjadi dilapisi dengan protein yang disebut clathrin, yang menstabilkan bagian membran ini. Bagian yang dilapisi dari membran kemudian memanjang dari badan sel dan mengelilingi partikel, akhirnya menutupnya. Setelah vesikel yang mengandung partikel tertutup di dalam sel, clathrin melepaskan diri dari membran dan vesikel menyatu dengan lisosom untuk pemecahan materi di kompartemen yang baru terbentuk (endosom). Ketika nutrisi yang dapat diakses dari degradasi isi vesikular telah diekstraksi, endosome yang baru terbentuk bergabung dengan membran plasma dan melepaskan isinya ke dalam cairan ekstraseluler. Membran endosom kembali menjadi bagian dari membran plasma.


Related Posts