Reproduksi tumbuhan paku (Pteridophyta)

Pteridophyta adalah salah satu filum tanaman. Mereka adalah tumbuhan vaskular (mereka yang memiliki jaringan xilem dan floem) yang berkembang biak dengan melepaskan spora dan bukan biji, dan mereka termasuk tumbuhan pakis yang sangat beragam dan anggun, tanaman terutama yang tinggal di hutan lainnya.  Ada sekitar sebelas ribu spesies yang berbeda dari Pteridophyta, membuat mereka tanaman darat paling beragam setelah tanaman berbunga (angiosperma).

Tumbuhan paku dapat bereproduksi secara aseksual dengan stolon yang menghasilkan gemma atau tunas. Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora, sedangkan reproduksi seksual tumbuhan paku ditandai dengan pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat kelamin (gametangium). Gametagium jantan (anteridium) menghasilkan set sperma dan gametangium betina [arkegonium) menghasilkan set telur. Seperti pada tumbuhan lumut, tumbuhan paku jug mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis ini berbeda antara paku heterospora dan paku homospora.

Pada metagenesis Pteridophyta, fase sporofit lebih dominan bila dibandingkan dengan fasegametoft Fase sporofit tumbuhan paku berupa tumbuhan paku itu sendiri yang bersifat diploid, sedangkan fase gametofitnya, protalium yang memiliki umur pendek. Protalium ini hanya berumur sekitar beberapa minggu. Pada protalium, terdapat anteridium dan arkegonium yang berperan untuk menghasilkan set kelamin jantan dan betina.

Metagenesis pada siklus hidup tumbuhan paku homospora sebagai berikut:

1. Spora haploid (n) bila jatuh di tempat yang sesuai akan berkecambah dan sel-selnya akan membelah secara mitosis serta tumbuh menjadi protalium (gametofit) yang haploid. Protalium akan membentu k anteridum dan arkegonium yang haploid.

3. Anteridium akan menghasilkan spermatozoid berflagel (n) dan arkegonium akan menghasilkan set telur (n).

4. Spermatozoid akan membuahi set telur di dalam arkegonium dan menghasilkan zigot yang diploid (2n).

Zigot akan mengalami pembelahan mitosis dan tumbuh menjadi tumbuhan paku (sporofit) yang diploid (2n). Tumbuhan paku tersebut keluar dari arkegonium induknya.

6. Tumbuhan paku akan menghasilkan sporofil atau daun pembentuk spora yang bersifat diploid (2n).

7. Sporofil memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat set induk spora yang berkromosom diploid (2n). Sel induk spora yang diploid akan mengalami pembelahan secara meiosis membentu k spora yang haploid (n).

Berikut adalah skema metagenesis Pteridophyta

skema daur hidup paku homospora
skema daur hidup paku homospora

 

skema daur hidup paku peralihan
skema daur hidup paku peralihan

skema daur hidup paku heteropora


Related Posts