Pegertian homoseista, isoseista dan pleistoseista

Untuk keperluan pemetaan, dapat dilakukan setelah terjadinya gempa. Pada peta gempa dikenal beberapa macam garis, yakni sebagai berikut.

Homoseista, ialah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa pada waktu yang sama. Misalnya seismograf yang terdapat di stasiun P, Q dan R mencatat getaran gempa pada pukul 20.35’15” WIB. Pada peta ketiga stasiun tersebut terletak pada suatu garis homoseista. Untuk menentukan lokasi episentrum, buatlah garis PQ dan QR, kemudian tariklah sumbu dari kedua garis tersebut. Pertemuan kedua sumbu merupakan lokasi episentrum.

Isoseista, ialah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui oleh gelombang gempa yang berintensitas sama. Sebagai contoh, isoseista ke-l, ke-2, ke-3, dan seterusnya. Isoseista tersebut membantu untuk mengidentifikasi episenter gempa, terutama di mana ada catatan penting yang ada, seperti untuk sejarah gempa bumi. Mereka juga berisi informasi penting tentang kondisi tanah di lokasi tertentu, geologi yang mendasari, pola radiasi gelombang seismik dan respon dari berbagai jenis bangunan.

Mereka merupakan bagian penting dari pendekatan makroseismik, yaitu bagian dari seismologi berurusan dengan data non-instrumental. Bentuk dan ukuran dari daerah isoseismal dapat digunakan untuk membantu menentukan besarnya, kedalaman fokus dan mekanisme fokus gempa.

Pleistoseista, ialah garis yang mengelilingi daerah yang mendapat kerusakan terhebat dari gempa bumi. Pleistoseista mengelilingi episentrum, karena daerah di sekitar episentrum mengalami kerusakan terhebat. Isoseista yang pertama juga merupakan pleistoseista.


Related Posts