Mineral Unsur Transisi Periode Keempat

Unsur transisi periode keempat di alam terdapat sebagai senyawa, kecuali tembaga yang terdapat sebagai unsur bebas di samping sebagai senyawa. Fakta ini sesuai dengan harga potensial elektrode unsur-unsur tersebut yang bertanda negatif (berarti relatif mudah mengalami oksidasi), kecuali tembaga yang bertanda positif.

Unsur transisi periode keempat yang paling melimpah di alam dan yang paling banyak diproduksi adalah besi. Unsur lain yang produksinya cukup penting ialah tembaga, nikel, titanium, dan seng. Pengolahan nikel, besi, dan tembaga telah kita bahas pada artikel sebelumnya. Dalam artikel kali ini akan dibahas mineral dan unsur transisi periode keempat. Setelah itu akan dibahas lebih lanjut mengenai pengolahan besi dan tembaga.

Unsur-unsur transisi pada umumnya ditemukan di alam sebagai oksida dan sulfida. Mineral terpenting dari unsur transisi periode keempat diberikan pada Tabel berikut ini.

 Mineral terpenting unsur transisi periode keempat
Tabel. Mineral terpenting unsur transisi periode keempat

Dari Tabel diatas kita dapat melihat bahwa unsur transisi terdapat di alam terutama sebagai oksida dan sulfida. Hal itu dapat dimengerti karena oksida dan sulfida unsur-unsur tersebut merupakan senyawa yang sangat suka larut.

Negara kita, Indonesia kaya dengan hasil-hasil tambang, termasuk unsur-unsur transisi periode keempat. Bijih besi terdapat antara lain di Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, dan Cilacap Jawa Tengah.

Peleburan besi dan industri baja terdapat di Cilegon Jawa Barat, yaitu Krakatau Steel. Nikel terutama terdapat di Soroako, Sulawesi Tengah. Tembaga terutama terapat di Pegunungan Jaya Wijaya (Irian Jaya) dan Kalimantan Barat. Penambangan tembaga di Irian Jaya dikelola oleh PT Freeport Indonesia, usaha patungan Indonesia – Amerika Serikat. Unsur-unsur transisi yang lain juga terdapat di bumi Indonesia tetapi belum dieksploitasi.


Related Posts