Latar Belakang Terjadinya perang aceh

Pada 1871 diadakan Traktat London, di mana Belanda menyerahkan Sri Lanka kepada Inggris dan Belanda mendapat hak di Aceh. Berdasarkan traktat tersebut, Belanda mempunyai alasan untuk menyerang istana Aceh tahun 1873. Saat itu, Aceh masih merupakan negara merdeka. Belanda juga membakar Masjid Baiturrahim sebagai benteng pertahanan Aceh pada 14 April 1873.

Faktor yang melatarbelakangi Terjadinya perang aceh

1) Aceh adalah negara merdeka dan kedaulatannya masih diakui penuh oleh negara-negara Barat. Dalam Traktat London 17 Maret 1824, Inggris dan Belanda menandatangani perjanjian mengenai pembagian wilayah jajahan di Indonesia dan Semenanjung Malaya.

Dalam hal tersebut Belanda tidak dibenarkan mengganggu kemerdekaan negara Aceh. Namun Belanda selalu mencari alasan untuk menyerang Aceh dan menguasainya.

2) Berdasarkan Traktat Sumatera, 2 November 1871, pihak Belanda oleh Inggris diberi kebebasan memperluas daerah kekuasaannya di Aceh. Sedangkan Inggris mendapat kebebasan berdagang di Siak. Hal ini mengganggu ketenangan Aceh, untuk itu Aceh mempersiapkan diri mengadakan perlawanan.

3) Semakin pentingnya posisi Aceh dengan dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869. Lalu lintas pelayaran di Selat Malaka semakin ramai semenjak Suez dibuka dan Aceh merupakan pintu gerbang ke Selat tersebut.

4) Aceh menolak mengakui kedaulatan Hindia Belanda atas kesultanan Aceh. Maka tanggal 26 Maret 1873 pemerintah Kolonial Belanda mengumumkan perang terhadap Aceh.

Dengan semangat jihad, rakyat mengadakan perlawanan. Jenderal Kohler termatikan. Siasat konsentrasi stelsel dengan sistem bertahan dalam benteng besar oleh Belanda tidak berhasil. Belanda semakin terdesak, korban semakin besar, dan keuangan terus terkuras.


Related Posts