Energi untuk kontraksi otot

Otot lurik dapat berkontraksi cepat sekali secara berulang-ulang. Pada seorang pelari cepat 100 meter, otot-otot kakinya dapat berkontraksi tiga kali per detik. Untuk kontraksi itu, otot membutuhkan banyak energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah, sehingga otot lurik umumnya berwarna merah karena banyak dialiri darah.

Sedang energi untuk kontraksi otot dapat diperoleh dari penguraian ATP (Adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. Pada waktu kontraksi, masing-masing akan mengalami perubahan. ATP terurai menjadi ADP (Adenosin difosfat) + energi. Selanjutnya ADP terurai menjadi AMP (Adenosin monofosfat) + energi. Sedangkan kreatinfosfat akan terurai menjadi kreatin + fosfat + energi. Energi-energi itulah yang digunakan untuk kontraksi otot.

Pemecahan zat-zat tersebut untuk menghasilkan energi untuk kontraksi otot berlangsung dalam keadaan anaerob, sehingga fase kontraksi otot disebut juga fase anaerob. Bila ATP, ADP maupun AMP dalam otot telah habis, maka otot tidak mampu lagi berkontraksi. Untuk dapat berkontraksi kembali maka ATP, ADP dan AMP harus dibentuk lagi. Untuk itu diperlukan lagi energi dan senyawa fosfat.

Energi untuk membentuk ATP berasal dari hasil penguraian gula otot atau glikogen. Glikolgen adalah polisakarida yang tidak larut. Untuk itu maka glikogen dilarutkan dulu menjadi laktasidogen (pembentuk asam laktat) yang larut. Laktasidogen akan diubah menjadi glukosa (gula darah) + asam laktat. Glukosa akan dioksidasi menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O.

Proses ini semua terjadi pada saat otot yang mengalami relaksasi. Karena pada relaksasi diperlukan oksigen untuk mengoksidasi glukosa dan atau asam laktat, maka fase relaksasi disebut juga fase aerob. Asam susu atau asam laktat yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan laktasidogen dapat menyebabkan pegal linu dalam otot, ataupun dapat menyebabkan kecapaian otot. Untuk penguraian asam susu diperlukan banyak oksigen. Pada saat yang singkat keadaan ini menyebabkan pernapasan menjadi tersengal-sengal.


Related Posts