Ciri-ciri historiografi nasional dan kolonial

Ciri-ciri historiografi nasional adalah sebagai berikut.

  • a. Sudah mendapat komparasi/perbandingan sumber kolonial dan lokal. Sumber yang digunakan tidak hanya babad, tetapi juga hikayat, berita Cina, dan sumber-sumber arkeologi.
  • b. Penulis historiografi nasional adalah orang- orang akademis/kritis dalam bidang bahasa, kesusastraan, dan kepurbakalaan.
  • c. Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar dan negara saja, tetapi juga kemanusiaannya (kebudayaan).
  • d. Sumber tidak lagi hanya berupa sumber arsip atau dokumen, tetapi juga sumber lokal.

Ciri-ciri historiografi kolonial adalah sebagai berikut.

  • a. Merupakan sejarah orang Belanda di Hindia Timur (Indonesia).
  • b. Bersifat diskriminatif.
  • c. Menggunakan sumber-sumber Belanda.
  • d. Menganggap bahwa Hindia Timur (Indonesia) belum memiliki sejarah sebelum kedatangan orang-orang Eropa/Belanda.

Definisi historiografi

Conal Furay dan Michael J. Salevouris (1988) mendefinisikan “historiografi” sebagai “studi tentang cara sejarah telah dan sedang ditulis – sejarah penulisan sejarah …. Ketika Anda mempelajari ‘historiografi’ Anda tidak mempelajari peristiwa masa lalu secara langsung, tetapi interpretasi yang berubah dari peristiwa-peristiwa itu dalam karya-karya sejarawan individu “(223).

Meskipun pertanyaan tentang metode selalu menjadi perhatian para sejarawan, studi historiografi modern dapat dikatakan berawal dari karya Edward Hallett Carr tahun 1961 What is History? (ISBN 0333977017) dan tantangannya terhadap kepercayaan tradisional bahwa studi tentang metode penelitian sejarah]] dan penulisan tidak penting. Karyanya masih dicetak hingga hari ini, dan umum untuk banyak program pascasarjana studi di Amerika Serikat dan di Inggris.

Studi historiografi menuntut pendekatan kritis yang melampaui sekadar pemeriksaan fakta sejarah. Studi historiografi mempertimbangkan sumbernya, seringkali dengan meneliti penulis, posisinya dalam masyarakat, dan jenis sejarah yang ditulis pada saat itu. Historiografi yang dianggap kontroversial atau ekstrem seringkali dicap sebagai revisionisme historis.

Beberapa pertanyaan dasar yang dipertimbangkan dalam historiografi adalah:

  1. Siapa yang menulis sumber (primer atau sekunder)?
  2. Untuk sumber-sumber primer, kita melihat orang dalam masyarakatnya, untuk sumber-sumber sekunder, kita mempertimbangkan orientasi teoretis dari pendekatan misalnya, Sekolah Marxis atau Annales, (“total sejarah”), sejarah politik, dll.
  3. Apa keaslian, otoritas, bias / minat, dan kejelasan sumbernya?
  4. Apa pandangan sejarah ketika sumber ditulis?
  5. Apakah sejarah seharusnya memberikan pelajaran moral?
  6. Apa atau siapa audiensi yang dituju?
  7. Sumber apa yang diistimewakan atau diabaikan dalam narasi?
  8. Dengan metode apa bukti dikumpulkan?
  9. Dalam konteks historis apa karya sejarah itu sendiri ditulis?


Related Posts

This Post Has One Comment

Comments are closed.