Apa faktor yang mempengaruhi spermiogenesis?

Proses spermiogenesis dipengaruhi oleh temperatur yang meningkat dapat menyebabkan efek yang merugikan atau merugikan pada sel benih di tubulus seminiferus. Pada manusia, misalnya, suhu optimal pada 2 ° C lebih rendah dari suhu inti tubuh. Tubuh laki-laki mampu mempertahankan suhu optimal melalui pengaturan aliran darah. Selain itu, testis manusia dikelilingi oleh kantong kulit yang disebut skrotum karena letaknya secara eksternal. Posisi testis yang dieksternalisasi ini adalah fitur dari kelompok mamalia tertentu (boreoeutheria) yang bertentangan dengan yang lain yang testisnya terletak secara internal.

Faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan germline termasuk defisiensi vitamin B, E, dan A, stres oksidatif, dan paparan sinar-X, alkohol, steroid anabolik, kadmium, timbal, atau pestisida.

Kondisi Ideal untuk Spermatogenesis

Struktur dan posisi skrotum dan testis adalah kunci untuk memastikan spermatogenesis terjadi secara normal. Sperma matang di epididimis yang membentang di daerah tengah testis. Kulit skrotum yang tipis dan bergelombang, bersama dengan proses termoregulasi internal yang halus, bekerja bersama untuk menjaga sperma tetap dingin secara konsisten saat mereka bereproduksi.

Daerah ini biasanya beberapa derajat lebih rendah dari suhu tubuh normal, dengan suhu ideal diyakini sekitar 34 derajat C.

Pengaruh Suhu pada Pengembangan Sperma

Keseluruhan kejantanan semen pria dapat dipengaruhi dalam hal morfologi, motilitas, atau konsentrasi keseluruhan. Suhu adalah faktor utama dan paling langsung yang diketahui mempengaruhi bagaimana sperma dibuat.

Testis memiliki mekanisme spesifik untuk pertukaran panas yang didasarkan pada pendinginan darah yang memasuki testis. Ini adalah sistem halus yang dapat dipengaruhi dengan mudah; bahkan peningkatan 2-3 derajat C dapat menghalangi pengaturan suhu dan memengaruhi perkembangan sperma.

Faktor-faktor yang dapat memiliki efek (sementara) yang merugikan pada gangguan spermatogenesis terkait suhu dapat mencakup:

  • Pemaparan berkepanjangan terhadap sumber panas eksternal (mis. Pemaparan di tempat kerja harian)
  • Rendam dalam air panas dalam waktu lama
  • Tidak banyak bergerak untuk waktu yang lama
  • Celana ketat atau pakaian dalam


Related Posts